Investor cenderung wait and see terhadap aksi korporasi emiten batu bara terbesar nasional PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Rumor atas rencana perseroan untuk mengelar right issue mulai datang lagi. Tak ayal, harga saham perseroan tergerus cukup dalam dan kena sistem auto rejection pada perdagangan kemarin.
"Saat ini investor cenderung wait and see atas aksi korporasi BUMI. Selama manajemen perseroan belum memberikan keterangan resmi atas rumor tersebut," ujar analis Reliance Securities Gina Novrina Nasution, saat berbincang dengan okezone, di Jakarta, Selasa (25/5/2010).
Sementara itu, manajemen BUMI akhirnya menegaskan atas rencana penambahan modal dengan mekanisme non-preempetive right issue. Perseroan akan meminta persetujuan non-preempetive right issue pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BUMI pada 24 Juni mendatang.
"Usulan right issue akan diagendakan pada 24 Juni. Agenda akan diberitahukan pada 9 Juni 2010, sebaiknya ditunggu saja," ujar Dileep, dalam pesan singkatnya kepada okezone, di Jakarta.
Menurut Dileep, penambahan modal akan dilakukan dengan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau non-preemptive right issue. Non-right preemptive issue ini akan digunakan untuk mengurangi utang. "Kita akan mengikuti ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) serta Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan akan meminta persetujuan dari pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)," ujar Dileep.
Padahal sebelumnya BUMI membantah akan melakukan right issue pada Senin (24/5). Tidak ada alasan BUMI untuk melakukan right issue. BUMI belum ada rencana untuk melakukan right issue," ujar Vice President Investor Relation BUMI Dileep Srivastava.
Senin, 24 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar