Minggu, 03 April 2011

kONVERGENSI IFRS

NAMA : ELSHA INDAH CECILIA
4EB03
TUGAS AKUNTANSI INTERNASIONAL


Konvergensi IFRS

(International Financial Reporting Standard)

IFRS merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan yang diterima secara global. Sejarah terbentuknya cukup panjang dari terbentuknya IASC / IAFC, IASB hingga menjadi IFRS seperti sekarang ini. Jika sebuah Negara menggunakan IFRS berarti Negara tersebut telah mengadopsi system pelaporan keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti tentang laporan keuangan perusahaan di Negara tersebut.

Proses konvergensi IFRS di Indonesia

Di Indonesia terjadi proses konvergensi IFRS secara penuh diperkirakan pada tahun 2012 nanti seperti yang dilangsir pada peringatan HUT nya yang ke-51. Dengan mengadopsi penuh IFRS, maka laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Adopsi penuh IFRS ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara internasional

2. Meningkatkan arus investasi global

3. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategy ini digunakan oleh Negara-negara maju. Sedangkan gradual strategy merupakan adopsi IFRS yang dilakukan secara bertahap. Strategy ini digunakan oleh Negara-negara berkembang seperti Indonesia.

PSAK akan dikonvergensikan secara penuh dengan IFRS melalui 3 tahapan yaitu tahap adopsi, tahap persiapan akhir, dan tahap implementasi. Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011 meliputi aktivitas IFRS ke PSAK, persiapan infrastruktur, evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. Pada 2009 proses adopsi IFRS / IAS mencakup:

1. IFRS 2 Share-based payment

2. IFRS 3 Business combination

3. IFRS 4 Insurance contracts

4. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations

5. IFRS 6 exploration for and evaluation of mineral resources

6. IFRS 7 financial instruments disclosures

7. IFRS 8 segment reporting

8. IAS 1 presentation of financial statement

9. IAS 8 accounting policies, changes in accounting estimates

10. IAS 12 income taxes

11. IAS 21 the effects of changes in foreign exchange rates

12. IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans

13. IAS 27 Consolidated and separate financial statements

14. IAS 28 Investments in associates

15. IAS 31 Interests in joint ventures

16. IAS 36 Impairment of assets

17. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets

18. IAS 38 Intangible assets

Pada tahun 2010 adopsi IFRS / IAS mencakup:

1. IFRS 7 Statement of Cash Flows

2. IFRS 20 Accounting for government grants and disclosure of government assistance

3. IFRS 24 related party disclosures

4. IFRS 29 Financial reporting in hyperinflationary economics

5. IFRS 33 Earnings per share

6. IFRS 34 Interim Financial Reporting

7. IFRS 41 Agriculture

Sedangkan arah pengembangan konvergensi IFRS meliputi:

1. PSAK yang sama dengan IFRS akan direvisi atau akan diterbitkan PSAK yang baru

2. PSAK yang tidak diatur dalam IFRS, maka akan dikembangkan

3. PSAK industry khusus akan dihapuskan

4. PSAK turunan dari UU tetap dipertahankan

Pada tahun 2011 tahap persiapan akhir dilakukan dengan menyelesaikan seluruh infrastruktur yang diperlukan. Pada tahun 2012 dilakukan penerapan pertama kali PSAK yang sudah mengadopsi IFRS. Namun proses konvergensi ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dampak yang ditimbulkan dari onvergensi ini akan sangat mempengaruhi semua kalangan baik itu bidang bisnis maupun bidang pendidikan.

Program konvergensi IFRS akan menimbulkan dampak terhadap bisnis antara lain:

1. Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan leih mudah diomunikasikan ke investor global.

2. Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar.

3. Disisi lain, kinera keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga fluktuatif.

4. Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunaan balance sheet approach dan fair value.

5. Principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning management).

6. Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.

Sumber:

http://acctbuzz.blogspot.com/2009/08/proses-konvergensi-ifrs-2012-di.html

http://news.okezone.com/read/2009/05/28/229/223980/229/dampak-konvergensi-ifrs-terhadap-bisnis